Belajar Tahu Diri

Telahir menjadi seorang anak dari keluarga yang biasa saja bahkan dapat dikatakan miskin aku bersyukur, sangat bersyukur. Dengan dibesarkannya aku menjadi anak yang “dipaksa” mandiri dan berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Menjadi seorang kaka dari kedua adikpun aku begitu menikmati karena dengan menjadi kaka dapat menjadi pelindung untuk kedua adikku.

Terlahir menjadi seorang anak dari keluarga miskin dan kedua orang tua yang hubungannya tidak harmonis bukanlah persoalan yang mudah, terlebih saat hidup dan lingkungan ditengah orang yang lebih berada dari pada diri ini. Baik dari segi lingkungan ataupun pendidikan. Aku harus benar-benar melatih mental dan hati, beruntungnya sejak kecil ibu selalu mengajarkan aku untuk “tahu diri”.

Sebagai anak dari orang yang tidak mampu aku harus mau bekerja keras, berjuang mendapatkan yang diinginkan dengan mudah, berjuang untuk tetap bisa berangkat ke sekolah dengan modal ongkos berangkat sekolah saja, berjuang untuk menahan rasa ingin memiliki barang yang diinginkan namun apa daya tak ada uang lebih untuk membelinya. Saat sudah bekerja pun harus tetap menahan segala rasa nafsu ingin membeli ini dan itu, menimbang-nimbang apa barang ini pennting atau hanya rasa ingin.

Dan menjadi anak yang telahir dari keluarga yang tidak utuh, aku harus mau belajar untuk menjadi dewasa, menengahi kedua ibu dan bapak, menjadi hijab agar adik tidak salah tanggap, dan menjaga perasaan ibu.

Dengan menjadikan aku anak yang ” tahu diri” inilah yang sangat membuat aku bersyukur. Karena berkat didikan beliau aku dapat memiliki kepekaan rasa yang tinggi kepada saudara dan lingkungan.

Aku masih ingat betul pesan ibu ketikà aku masih duduk di bangku sekolah SD “Jafi anak erempuan itu harus rajin, pinter, dan juga anak juga harus hemat.”

Dan hal itu selalu ibu ucapkan saat aku membantu utuk bebenah rumah di sore hari. Wejangan wajib kepada aku dan adikku yang saat itu masih satu orang. Memang benar apa yang ibu bicarakan dulu, aku jadi mulai mengerti apa maksud dari perperkataan ibu. Jika aku tidak diingatkan olehNya, dan beliau tidak mengulangnya berlalu kali mungkin aku tidak menjadi seperti ini.

Sebuah pesan yang ringan namun cukup dalam maknanya bagi kehidupanku. Terima kasihku kepada ibu yang bisa mendidik ketiga anaknya menjadi anak yang kuat dan mau belajar. Tanpa adanya didikan dari beliau mungkin aku tidak dapat meraih apa yang satu ini aku dapatkan.

2 respons untuk ‘Belajar Tahu Diri

Tinggalkan komentar